Rabu, 06 Agustus 2014

GOWESS NAPAK TILAS 2014 DAY 1

....Bangun pagi menyongsong matahari,,,,,ku gowess si Badai dengan riang gembira.....
Tepat pk 06.02 saya start dari rumah di Cianjur diantar oleh keluarga, (dalam benak anak anak, ngapain si Ayah ini cape cape gowess jauh hehehe...)
Ku kayuh si Badai dengan ritmik sambil pemanasan, suasana lebaran masih terasa, banyak sekali pemudik yang lagi istirahat sambil sarapan di kedai.pinggir jalan.
Jalanan menurun hingga Ciranjang di km 22, setelah satu jam gowess istirahat dulu sambil minum dan mengunyah coklat.
Selepas Rajamandala jalan mulai naik, keringat mulai bercucuran dan nafas srmakin memburu. Kemudian lanjut menghadapi Gn Masigit cipatat yang terkenal dengan bukit kapur, jalanan terus naik dan tenaga mulai loyo hehehe. Srmpat foto tebing 48, dimana dulu pernah berlatih panjat tebing disana.
Frekwensi istirahat semakin banyak karena stamina sdh mulai menurun, saya tidak memaksakan diri dan patuh terhadap "alarm tubuh", setiap berhenti langsung minum.
Akhir.nya setelah melewati bukit kapur yang terkenal dengan tebing 125, jalanan mulai menurun, horeeee...senangnya badan tertiup angin begitu segarnya. Masuk kota Padalarang perut sudah minta jatah, akhir nya si Badai kubelokan ke kedai Kupat tahu khas Padakarang.
Ku kayuh lagi si badai untuk menuju sholat jumat, akhirnya setelah lewat pintu tol padalarang, berhenti di mesjid Al Wakaf.
Selepas jumatan langsung menuju rumah kakak di cimahi untuk istirahat dan tentunya makan siang (lepas deh biaya makan siang hihihi). Terlelap setengah jam, setelah sholat ashar ku arahkan si Badai menuju timur dengan target menginap di sekitar Nagreg.
Sampai cileunyi sudah magrib dan saya lanjut terus Night Ride dengan terlebih dahulu memasang safety lamp depan belakang. Perjalanan malam ini serasa lambat banget karena fisik sudah betul betul turun, cylometer sudah menunjukan di angka 83 km.
Badan sudah merasa nggak nyaman karena baju sudah basah dan diterpa angin malam, akhir nya kuputuskan belok dulu ke mesjid yang ada di.pom bensin untuk ganti baju sekalian sholat Magrib dan Isya di jamak tahir dan qoshor.
Badan sudah nyaman perjalanan.lanjut akgitnya tiba di depan gerbang Kujang 330, setelah orientasi di sekitar saya melihat ada posko lebaran dari BNPB atau Badan Nasional.Penanggulangan Bencana, saya datangi posko tersebut dan ketemu dengan pak.Adhytio sebagai koordinatornya, setelah ngobrol ternyata beliau adalah temennya teman saya di Wanadri, kemudian pak Adhytio menyaran kan supaya menginap saja disini, ini dia yang kutunggu hehehee, ternyata sambutan beliau sangat asyik, selain disuruh menginap, juga di suguhi kopi dan makan malam bersama, terima.kasih ya pak.
Ngobrol dengan beliau sungguh asyik karena pengalaman di lapangannya segudang, mulai bencana longsor di jawa barat sampai Tsunami di Aceh, Mentawai dan Pangandaran.
Saya disuruh tidur di tenda dome besar, wah sungguh nyaman untuk istirahat dan ngorok.
Esok paginya saya berpamitan kepada pak Adhytio beserta jajaran nya. Terima kasih banyak Pak...
Brotherhood......

Minggu, 06 Juli 2014

DAY 3 BALAISELASA-SILAUT

Subuh sudah terbangun, walaupun tidur kurang lelap tapi badan cukup segar untuk mulai lagi melakukan touring.
Setelah beres beres perlengkapan dan sarapan sepiring nasi goreng, maka tepat pk 6.15 mulai bergerak kembali dengan target perbatasan Padang - Bengkulu, kayuhan awal sengaja dengan memakI gear besar walau jalan datar, hal ini sebagai pemanasan agar tubuh tidak terkejut.
Balai selasa merupakan kota kecamatan, seperti biasa kotanya cukup sepi karena mungkin hanya kota perluntasan saja. Lewat BRI singgah dulu untuk ngambil uang, ribet juga untuk mengeluadkan ATM dari tempat persembuyiannya, antara lupa lupa ingat dimana nyimpennya, hal ini kulakukan untuk keamanan saja, jadi ATM tidak di simpan di dompet, seperti halnya sebagian uang saya simpan di tempat rahasia di bagian sepeda. Setelah daoat ATM nya ternyata tidak bisa mengambil uang, mungkin sistem nya lagi eror.
Setelah kira kira 4 km meninggalkan kota, didepan sudah terhidang tanjakan yang dinamakan Bukit si Punai, lumayan ngos ngosan juga sarapan tanjakan ini, kemudian setelah tanjakan pastinya mendapatkan bonus turunan, makanya jika kita menghadapi tanjakan sebetulnya jangan jadi cemberut, harus nya tetap tersenyum karena pasti akan mendapatkan turunan (filosofi si Kabayan...hehhe).
Jika mengamati kehidupan sepanjang jalan yang dilalui kelihatan penduduknya tergolong makmur, selain terbentang pesawahan dan usaha pembuatan bata merah, juga terdapat beberapa bangunan untuk sarang burung walet tentunya hanya orang tertentu saja yang bisa membangunnya.
Dengan sedikit merubah strategi dengan berangkat lebih awal ternyata cukup signifikan untuk oendapatan km atau jarak, hal ini memungkinkan karen pagi hari tenaga masih full dan cuaca belum begitu panas. Makin siang cuaca hari ini semakin panas dan efeknya kebutuhan air semakin meningkat tentunya untuk mencegah jangan sampai terjadi dehidrasi. Indikator yang saya gunakan adalah warna air kencing, hari ini ternyata warna nya masih agak kekuningan berarti kebutuhan air masih belum terpenuhi, dan ini menjadi evaluasi untuk hari hari selanjutnya.
Pukul 10.00 tenaga nasi.goreng sudah habis terkuras tapi lumayan jarak yang bisa ditempuh sudah mencapai 50 km.
Menjelang kota Tapan dihadapkan dengan jalan yang bervariasi antara tanjakan tinggi dan turan curam, orang setempat menamakan tanjakan Sibuay, sungguh menguras tenaga gowess di daerah ini, beberapa kali saya berhenti untuk menarik nafas dan minum, karen kerongkongan terasa kering. Terasa mental diuji habus habisan disamping stamina yang sudah mulau menurun.juga panas hari ini sungguh hebat nian.
Sekitar pk 12 saya memasuki kota Tapan, suatu kota kecamatan yang ditengah kotanya mempunya jalan cabang, ke arah kiri menuju kerinci dan.ke arah kanan menuju Bengkulu, terlihat mesjid yang cukup besar, makan kuputuskan untuk istirahat dan menunaikan Sholat dzuhur, sambil menunggu adzan di pelataran mesjid, saya didatangi oleh perempuan cilik berumur kira kira 8 tahunan, dia ngajak ngobrol, dari mana mau kemana dan sewaktu melihat sepeda, dia bertanya lagi " Bapak jualan apa, ...?, apakah jualan buah buahan..." kujawab dengan senyum bahwa saya mau jalan jalan ke Bandung.....dia nanya lagi " Bandung itu dimana......?" akhirnya kuterangkan entah ngerti atau tidak .
Kemudian ikut sholat berjamaah setelah selesai saya terkejut karena ada yang hilang satu barang yaitu topi, sampai saat ini belum di cek lagi apakah benar hilang atau terselip. Kalaupun hilang saya ikhalskan saja, dan ini.menjadi pelajaran walaupun di areal mesjid yang notabene orang beribadah dan mencari Ridho Allah tapi tetap pencurian bisa terjadi.
Perut rasa nya sudah minta diisi karena memang sudah pk 12.45 tapi saya teringat pesan dari beberap kawan dan penduduk yang sebelumnya dilewati, bahwa diupayakan jika tiba di daerah tersebut, sesudahnya atau sebelumnya. jangan membeli makanan. Akhirnya kutahan juga rasa lapar ini dan ku ganjal dengan memakan kurma juga roti keras yang dibawa sebagai bekal. Lepas dari kota Tapan saya diikuti oleh puluhan anak kecil yang bersepeda, cukup jauh juga anak anak itu mengikuti sambil nanya nanya, akhirnya saya berhenti dan bilang siapa yang mau di foto serentak merek berteriak dengan antusias. Asyik juga difoto bersama anak anak us sepedanya dengan gaya yang beragam.
Stamina betul betul ngedrop karena belum makan siang, ini juga jadi pelajaran jangan menunda makan apabila sudah waktunya karena tubuh dengan aktifitas tinggi memerlukan aaupan kalori yang tepat waktu dan memadai. Setelah sedikit memaksakan diri menghadpi tanjakan, pk 15.00 saya berhenti di daerah Lunang dan makan di rumah makan Bareh.solok, cukup enak untuk ukuran orang yang lagi kelaparan, apalagi ditutup dengan juice alpukat, selanjutnya saya minta izin untuk rehat sejenak di balai balai yang disediakan pemilik rumah makan, sempat terlelap sekitar setengah jam.
Pukul 16.00 langsung gowes lagi menuju silaut, cuaca mulai mendung dan agak gelap, saya pacu terus si Poema dengan harapan sevelum magrib sudah tiba di Silaut. Ternyata sebelum masuk kota Silaut, terbentang tanjakan dan turunan dengan kiri kanan kebun sawit milik penduduk, jalanan cukup sepi sesekali ketemu orang dan seperti biasa berteriak..."Hello mister......" saya cuek karena kondisi sudah sangat lelah, setelah berjuang gowess di perbukitan akhirnya sekitar pukul 17.45 tiba di Silaut untuk menginap.

Senin, 26 Mei 2014

DAY 2 (Painan-Balaiselasa)

Setelah menempuh perjalanan hari pertama, tidurku cukup lelap, subuh terbangun dan langsung packing semua perlengkapan untuk dipasang lagi di badan si Poema orange. Selepas sholat subuh, cek lagi perlengkapan dan sepeda suoaya aman dalam oerjalanan selanjutnya.
Sarapan pagi diisi dengan Mocacino dan roti untuk tenaga hingga makan siang. Kusemoatkan keliling dulu di Objek wisata Pantai Carocok yang menjadi Primadona parawisata Kota Painan. Suasana di pantai sepi karena masih pagi dan saya mengambil foto untuk dokumentasi dan sedikit foto narsis..heheehe...
Tepat pk 07.23 saya meluncur kembali dengan mengayuh si Poema. Melewati kota Painan di pagi hari sungguh asyik. Kota nya kecil tapi lumayan bersih. Setelah ke luar kota terlihat tanjakan yang cukup tinggi dan setelah di lalui lumayan cukup menguras tenaga. Tiba di puncak bukit kelelaham terbayar dengan keindahan laut membiru , sungguh indah cipataanmu ya Allah.
Beberapa saat kemudian saya menikmati turunan hingga mendapatkan jalanan yang datar, lagi lagi saya bersyukur dalam hati bisa melihat keindahan pantai. Disebelah kiri jalan terdiri dari tebing yang ditumbuhi vegetasi tanaman yang heterogen, sementara di sebelah kanan terhampar laut membiru, saya cek di jam tangan ternyata posisi saya berdiri berada di 2 m dpl, pantas saja bibir pantai menyentuh pinggiran jalan aspal, sesekali cipratan air yang dihasilkan deburan obak sampai juga ke badan jalan.
Puas dengan foto foto, saya melanjutkan perjalanan, hampir 4 km saya mengayuh di posisi pinggir pantai. Sesaat kemudian saya menhadapi kembali tanjakan yang berkelok kelok, kujalani dengan penuh semangat, sesekali berhwnti untuk ambil nafas dan minum, saya biasakan setelah mengayuh 20 menit maka berhenti sebentar untuk minum.
Ternyata tanjakan ini cukup dahsyat, menguras habis tenaga hingga km 16 tiba di puncak bukit yang bernama Bukit Pulai. Saya cek lagi di jam tangan, ternyata ketinggian nya mencapai 105 m dpl, berarti dari titik start mempunyai rentang ketimggian antara 2 m sampai 105 m dpl, lumayan tinggi juga.
Ada sedikit hambatan sewaktu nanjak tadi, pertama perpindahan gir sepeda kurang smooth sehingga menimbulkan gemeretak pada waktu perpindahan gigi, tapi akhirnya bisa teratasi dengan di seting kembali di RD nya. Tidak kalah seru hambatan kedua adalah, ketika hampir sampai puncak bukit di tengah hutan, saya dihadang oleh tiga ekor Anjing, kemudian saya berhwnti dulu untuk berfikir caranya mengusir anjing tersebut, karena jiga saya tetap mengayuh takutnya ajing mengejar dan mengigit wah bahaya juga, akhirnya kuputuskan untuk menuntun si Poema sambil mata awas memperhatikan yang sedang mengonggong, kuusir dengan teriakan dan tendangan kaki, Alhamdulillah kawanan anjing tersebut menhindat walau masih tetap siaga, stelah melewatinya cepat cepat saya kabur dengan kayuhan kuat.
Alhamdulillah setelah melewati tanjakan yang ekstrim saya menjumpai turunan curam, cukup lumayan juga sepanjang 5 km otomatis tidak menggowes.




DAY 1 (Padang - Painan)

Day 1 ( Padang-Painan-Pantai Carocok)

1 Mei 2014 pukul 20:04
Tidak menduga sama sekali disambut dan diantar oleh Posko Padang MTBike dan titik start perjalanku ini dimulai dari posko tersebut. Dan lebih asyik nya saya diantar oleh 2 Goweser putri sampai Bukit Lampu yang tanjakannya cukuop menguras tenaga, pengawalan ini dikuti juga komandan MTbike dan Pak Firdaus yang asyik mengambil foto di moment moment yang cantik
Touring jarak jauh ini saya namakan GOWESS SORANGAN PADANG BANDUNG yang direncanakan akan berdurasi sekitar 15 hari dan finish di Kawah upas sekalian menghadiri Ultah Emas Wanadri.
Perjalanan hari pertama ini sungguh mengasyikan terutama bisa melihat keindahan.pantai sambil gowes. Dan yang lebih asyik saya dikawal oleh dua dara manis yang jago di tanjakan.
Sampai Bukit lampu.kami berpisah karena mereka akan.kembali ke.posko sementara saya masih di kawal.oleh Pak Firdaus yang merupakan fotografer MTbike. Setelah sampai perbatasan Padang dengan Kabupaten Peaisir Pantai selatan, kami pun berpisah dan saya meneruskan perjalanan seorang diri.
Belum sempat mengendurkan otot kaki , di depan sudah terhampar tanjakan lagi, agak keteter juga tapi dapat bonus pemandangan yang sangat indah, di sepanjang kiri jalan saya menikmati biru nya sungai sepanjang perjalanan diselingi oleh hamparan sawah lengkap dengan kerbau yang besar dan gagah. Hampir setiap rumah yang dilewati banyak penduduk yang menjemur buah pinang, apakah untuk bahan obat herbal atau yang lainnya saya tidak sempat menanyakan.
Pada posisi km ke 35 saya istirahat untuk makan siang di desa sungai Lindau Kecamatan Tarusan, menunya yang jelas masakan.minang yang pedas. Mulailah muncul pertanyaan setiap orang yang melihat saya dengan pertanyaan seragam, Dari mana ? , Mau kemana ? Bersama siapa ? Dan itu.muncul seriap saya berhwnti sejenK untuk istirahat.
Selepas makan siang saya meluncur kembali dengan kecepatan sedang karena jalan relatif datar, di perjalanan ada pondok untuk jualan yang tidak dipakai, saya berhenti sejenak untuk tidur, lumayan dapat 15 menit badan menjadi segar kembali. Kembali ku kayuh si Poema orange dan episode baru muncul, kali.imi bukan pertanyaan tapi teriakan anak anak.maupun dewasa yang ditujukan ke saya , " Hello mister....." ada yang bilang good morning.dan kalimat lain yang berbau english, mungkin sudah sering para Bikepacker mancanegara yang lewat, sehingga terbiasa setiap ada orang yang bersepeda walaupun bangsa dewek, mereka selalu berteriak " Hello mister...."
Adzan Ashar berkumandang, kebetulan.lewat Pom bensin maka saya belok dulu untuk sowan dulu ke Allah , selesai sholat saya ngobrol sambil cari info dengan satoam yang bertugas di Pom bensin tersebut dan seperti biasa pertanyaan.klasik muncul, tidak berapa lama saya berkenalan juga dengan Pak Anda yang menjabat Hakim adhock dan bertgan di Medan, pertanyaan sama muncul.kembali, setelah bertukan no hp dan bb kami berpisah dan saya menerusakn perjalanan ke Pantai Carocok yang merupakan object wisata primadona kota Painan. Awalnya mau buka tenda di sekitar pantai tapi melihat kondisi tidak memungkinkan karena di pantai tersebut dipasang Barier dari tumpukan batu dan saya berfikir.kalau pasang tenda di tempat tersebut dan tiba tiba ada tsunami bisa gawat juga, dan sepanjang jalan tadi di kota Painan bayak papan nama yang menerangkan arah evakuasi jika ada Tsumami....wah serem juga ya.
Akhirnya saya dapat homestay yang murah meriah tapi bersih dan sekarang sedang menikmati deburan.ombak sambil menulis pengalaman perjalanan hari pertama.......

Pelajaran yang didapat selama perjalanan hari pertama adalah: kita tetap harus bisa mengukur kemampuan diri dan jangan sampai terbawa emosi dan euphria perjalanan sehingga lupa aka keterbatasan fisik......

Cari makan ah...sambil cari spot untuk hunting foto besok subuh.....

Senin, 28 April 2014

H-2 Persiapan,,,

Latihan fisik sudah berhenti dan sekarang menjalankan recovery untuk persiapan Gowess jarak jauh. Check list perlengkapan masih berlangsung sambil bongkar pasang packing sampai pada posisi yang sesuai.
Perjalanan kali ini adalah bersepeda seorang diri dari Padang ke Bandung dengan lintasan Pesisir Pantai barat, perkiraan sampai ke bandung selama 15 hari. Perjalanan ini aku dedikasikan untuk Ulang Tahun Emas Wanadri (50 Tahun), Jasamu Abadi.