Setelah menempuh perjalanan hari pertama, tidurku cukup lelap, subuh terbangun dan langsung packing semua perlengkapan untuk dipasang lagi di badan si Poema orange. Selepas sholat subuh, cek lagi perlengkapan dan sepeda suoaya aman dalam oerjalanan selanjutnya.
Sarapan pagi diisi dengan Mocacino dan roti untuk tenaga hingga makan siang. Kusemoatkan keliling dulu di Objek wisata Pantai Carocok yang menjadi Primadona parawisata Kota Painan. Suasana di pantai sepi karena masih pagi dan saya mengambil foto untuk dokumentasi dan sedikit foto narsis..heheehe...
Tepat pk 07.23 saya meluncur kembali dengan mengayuh si Poema. Melewati kota Painan di pagi hari sungguh asyik. Kota nya kecil tapi lumayan bersih. Setelah ke luar kota terlihat tanjakan yang cukup tinggi dan setelah di lalui lumayan cukup menguras tenaga. Tiba di puncak bukit kelelaham terbayar dengan keindahan laut membiru , sungguh indah cipataanmu ya Allah.
Beberapa saat kemudian saya menikmati turunan hingga mendapatkan jalanan yang datar, lagi lagi saya bersyukur dalam hati bisa melihat keindahan pantai. Disebelah kiri jalan terdiri dari tebing yang ditumbuhi vegetasi tanaman yang heterogen, sementara di sebelah kanan terhampar laut membiru, saya cek di jam tangan ternyata posisi saya berdiri berada di 2 m dpl, pantas saja bibir pantai menyentuh pinggiran jalan aspal, sesekali cipratan air yang dihasilkan deburan obak sampai juga ke badan jalan.
Puas dengan foto foto, saya melanjutkan perjalanan, hampir 4 km saya mengayuh di posisi pinggir pantai. Sesaat kemudian saya menhadapi kembali tanjakan yang berkelok kelok, kujalani dengan penuh semangat, sesekali berhwnti untuk ambil nafas dan minum, saya biasakan setelah mengayuh 20 menit maka berhenti sebentar untuk minum.
Ternyata tanjakan ini cukup dahsyat, menguras habis tenaga hingga km 16 tiba di puncak bukit yang bernama Bukit Pulai. Saya cek lagi di jam tangan, ternyata ketinggian nya mencapai 105 m dpl, berarti dari titik start mempunyai rentang ketimggian antara 2 m sampai 105 m dpl, lumayan tinggi juga.
Ada sedikit hambatan sewaktu nanjak tadi, pertama perpindahan gir sepeda kurang smooth sehingga menimbulkan gemeretak pada waktu perpindahan gigi, tapi akhirnya bisa teratasi dengan di seting kembali di RD nya. Tidak kalah seru hambatan kedua adalah, ketika hampir sampai puncak bukit di tengah hutan, saya dihadang oleh tiga ekor Anjing, kemudian saya berhwnti dulu untuk berfikir caranya mengusir anjing tersebut, karena jiga saya tetap mengayuh takutnya ajing mengejar dan mengigit wah bahaya juga, akhirnya kuputuskan untuk menuntun si Poema sambil mata awas memperhatikan yang sedang mengonggong, kuusir dengan teriakan dan tendangan kaki, Alhamdulillah kawanan anjing tersebut menhindat walau masih tetap siaga, stelah melewatinya cepat cepat saya kabur dengan kayuhan kuat.
Alhamdulillah setelah melewati tanjakan yang ekstrim saya menjumpai turunan curam, cukup lumayan juga sepanjang 5 km otomatis tidak menggowes.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar