Minggu, 06 Juli 2014

DAY 3 BALAISELASA-SILAUT

Subuh sudah terbangun, walaupun tidur kurang lelap tapi badan cukup segar untuk mulai lagi melakukan touring.
Setelah beres beres perlengkapan dan sarapan sepiring nasi goreng, maka tepat pk 6.15 mulai bergerak kembali dengan target perbatasan Padang - Bengkulu, kayuhan awal sengaja dengan memakI gear besar walau jalan datar, hal ini sebagai pemanasan agar tubuh tidak terkejut.
Balai selasa merupakan kota kecamatan, seperti biasa kotanya cukup sepi karena mungkin hanya kota perluntasan saja. Lewat BRI singgah dulu untuk ngambil uang, ribet juga untuk mengeluadkan ATM dari tempat persembuyiannya, antara lupa lupa ingat dimana nyimpennya, hal ini kulakukan untuk keamanan saja, jadi ATM tidak di simpan di dompet, seperti halnya sebagian uang saya simpan di tempat rahasia di bagian sepeda. Setelah daoat ATM nya ternyata tidak bisa mengambil uang, mungkin sistem nya lagi eror.
Setelah kira kira 4 km meninggalkan kota, didepan sudah terhidang tanjakan yang dinamakan Bukit si Punai, lumayan ngos ngosan juga sarapan tanjakan ini, kemudian setelah tanjakan pastinya mendapatkan bonus turunan, makanya jika kita menghadapi tanjakan sebetulnya jangan jadi cemberut, harus nya tetap tersenyum karena pasti akan mendapatkan turunan (filosofi si Kabayan...hehhe).
Jika mengamati kehidupan sepanjang jalan yang dilalui kelihatan penduduknya tergolong makmur, selain terbentang pesawahan dan usaha pembuatan bata merah, juga terdapat beberapa bangunan untuk sarang burung walet tentunya hanya orang tertentu saja yang bisa membangunnya.
Dengan sedikit merubah strategi dengan berangkat lebih awal ternyata cukup signifikan untuk oendapatan km atau jarak, hal ini memungkinkan karen pagi hari tenaga masih full dan cuaca belum begitu panas. Makin siang cuaca hari ini semakin panas dan efeknya kebutuhan air semakin meningkat tentunya untuk mencegah jangan sampai terjadi dehidrasi. Indikator yang saya gunakan adalah warna air kencing, hari ini ternyata warna nya masih agak kekuningan berarti kebutuhan air masih belum terpenuhi, dan ini menjadi evaluasi untuk hari hari selanjutnya.
Pukul 10.00 tenaga nasi.goreng sudah habis terkuras tapi lumayan jarak yang bisa ditempuh sudah mencapai 50 km.
Menjelang kota Tapan dihadapkan dengan jalan yang bervariasi antara tanjakan tinggi dan turan curam, orang setempat menamakan tanjakan Sibuay, sungguh menguras tenaga gowess di daerah ini, beberapa kali saya berhenti untuk menarik nafas dan minum, karen kerongkongan terasa kering. Terasa mental diuji habus habisan disamping stamina yang sudah mulau menurun.juga panas hari ini sungguh hebat nian.
Sekitar pk 12 saya memasuki kota Tapan, suatu kota kecamatan yang ditengah kotanya mempunya jalan cabang, ke arah kiri menuju kerinci dan.ke arah kanan menuju Bengkulu, terlihat mesjid yang cukup besar, makan kuputuskan untuk istirahat dan menunaikan Sholat dzuhur, sambil menunggu adzan di pelataran mesjid, saya didatangi oleh perempuan cilik berumur kira kira 8 tahunan, dia ngajak ngobrol, dari mana mau kemana dan sewaktu melihat sepeda, dia bertanya lagi " Bapak jualan apa, ...?, apakah jualan buah buahan..." kujawab dengan senyum bahwa saya mau jalan jalan ke Bandung.....dia nanya lagi " Bandung itu dimana......?" akhirnya kuterangkan entah ngerti atau tidak .
Kemudian ikut sholat berjamaah setelah selesai saya terkejut karena ada yang hilang satu barang yaitu topi, sampai saat ini belum di cek lagi apakah benar hilang atau terselip. Kalaupun hilang saya ikhalskan saja, dan ini.menjadi pelajaran walaupun di areal mesjid yang notabene orang beribadah dan mencari Ridho Allah tapi tetap pencurian bisa terjadi.
Perut rasa nya sudah minta diisi karena memang sudah pk 12.45 tapi saya teringat pesan dari beberap kawan dan penduduk yang sebelumnya dilewati, bahwa diupayakan jika tiba di daerah tersebut, sesudahnya atau sebelumnya. jangan membeli makanan. Akhirnya kutahan juga rasa lapar ini dan ku ganjal dengan memakan kurma juga roti keras yang dibawa sebagai bekal. Lepas dari kota Tapan saya diikuti oleh puluhan anak kecil yang bersepeda, cukup jauh juga anak anak itu mengikuti sambil nanya nanya, akhirnya saya berhenti dan bilang siapa yang mau di foto serentak merek berteriak dengan antusias. Asyik juga difoto bersama anak anak us sepedanya dengan gaya yang beragam.
Stamina betul betul ngedrop karena belum makan siang, ini juga jadi pelajaran jangan menunda makan apabila sudah waktunya karena tubuh dengan aktifitas tinggi memerlukan aaupan kalori yang tepat waktu dan memadai. Setelah sedikit memaksakan diri menghadpi tanjakan, pk 15.00 saya berhenti di daerah Lunang dan makan di rumah makan Bareh.solok, cukup enak untuk ukuran orang yang lagi kelaparan, apalagi ditutup dengan juice alpukat, selanjutnya saya minta izin untuk rehat sejenak di balai balai yang disediakan pemilik rumah makan, sempat terlelap sekitar setengah jam.
Pukul 16.00 langsung gowes lagi menuju silaut, cuaca mulai mendung dan agak gelap, saya pacu terus si Poema dengan harapan sevelum magrib sudah tiba di Silaut. Ternyata sebelum masuk kota Silaut, terbentang tanjakan dan turunan dengan kiri kanan kebun sawit milik penduduk, jalanan cukup sepi sesekali ketemu orang dan seperti biasa berteriak..."Hello mister......" saya cuek karena kondisi sudah sangat lelah, setelah berjuang gowess di perbukitan akhirnya sekitar pukul 17.45 tiba di Silaut untuk menginap.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar